Kamis, 30 Mei 2013

FORMULIR DATA GURU DAN PENGAWAS

FORMULIR DATA GURU DAN PENGAWAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK DIUSULKAN MENDAPAT TUNJANGAN GURU (TUNJANGAN PROFESI, SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL, TUNJANGAN KHUSUS DAN SUBSIDI) DATA PRIBADI: No. KTP/NIK : Nama (Tanpa Gelar) : Gelar Depan : Belakang : Tempat Lahir (Tingkat Kab/Kota) : Tanggal Lahir : / / (Bila Tidak Ada, Isi 00-00-0000) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Nama Ibu Kandung : Agama : Status Kawin : Alamat Rumah (Jalan/Komplek) : RT/RW : / (Bila Tidak Ada, Isi 00 / 00) Desa/Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi : Kode Pos No. HP : E-Mail : DATA INSTANSI INDUK: NSS : NPSN : Nama Instansi Induk : Jenjang : Status : Jumlah Rombel : Murid : Jumlah Guru : Daerah Khusus : Alamat Instansi (Jalan/Komplek) : RT/RW : / (Bila Tidak Ada, Isi 00 / 00) Desa/Kelurahan : Kecamatan : Provinsi : Kabupaten : Kode Pos : No. Telepon : E-Mail : DATA PENGEMBANGAN PROFESI/KARIR: NUPTK : Status Pegawai : Status Guru : NIP : TMT PNS : / / (Bila Tidak Ada, Isi 00-00-0000) TMT Golongan : / / (Bila Tidak Ada, Isi 00-00-0000) TMT di Sekolah : / / (Bila Tidak Ada, Isi 00-00-0000) Status Inpassing : Nomor Inpassing : Tanggal SK Inpassing : / / (Bila Tidak Ada, Isi 00-00-0000) Golongan Masa Kerja (Sesuai dengan SK Terakhir atau SK Inpassing) : Tahun Bulan Gaji Pokok : Status Aktif : Ijazah Akhir : Jurusan : Tahun Lulus : (Bila Tidak Ada, Isi 0000) Lembaga Pendidikan : Sedang Kuliah : Jurusan Semester : Perguruan Tinggi : Jabatan : Tugas Tambahan : Mapel Diampu : Beban Kerja di Instansi Induk (Jam/Minggu, Murid untuk Guru BK) : Instansi Lain : Mapel Diampu Lain : Beban Kerja di Instansi Induk (Jam/Minggu, Murid untuk Guru BK) : Instansi Lain : Jenis Pengawas : Beban Kerja Pengawas : (Sekolah Binaan) (Guru Binaan) DATA SERTIFIKASI PENDIDIK: Perguruan Tinggi Penyelenggara : Nomor Peserta : Tahun : (Bila Tidak Ada, Isi 0000) Nomor Sertifikat : Tanggal Sertifikat : / / (Bila Tidak Ada, Isi 00-00-0000) Bidang Studi Sertifikasi : Harus Diisi.. NRG : DATA BANK: Nama Bank : Cabang Bank : Nama di Rekening : Nomor Rekening : Kode Verifikasi : *) Gunakan kombinasi ANGKA dan HURUF. Harap mengingat Kode Verifikasi yang Anda masukkan, karena akan digunakan sebagai SYARAT untuk bisa melakukan proses edit data yang telah Anda masukkan dikemudian hari. INGAT: Karakter Besar atau Kecil Dianggap Beda (case sensitive)

Jumat, 04 Juni 2010

10 Fakta Buruk Tembakau

World No Tobacco Day
Senin, 31 Mei 2010 18:01 WIB
10 Fakta Buruk Tembakau


whatthecrap
BERSAMAAN dengan Hari Bebas Tembakau Sedunia, CENTERS for Disease Control (CDC) mempublikasikan artikel di Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR) edisi 28 Mei. Artikel terbut mengangkat isu gender dan penggunaan tembakau.

Artikel berjudul "Differences by Sex in Tobacco Use and Awareness of Tobacco Marketing—Bangladesh,Thailand, and Uruguay, 2009," ini menggunakan data dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2009 untuk memeriksa perbedaan gender dalam penggunaan tembakau dan kesadaran pemasaran tembakau di Bangladesh, Thailand dan Uruguay.

GATS merupakan survei nasional yang dilakukan di kalangan partisipan berusia 15 atau lebih. Survei ini menggunakan kuesioner standar dan konsisten, disain sampel, kumpulan data dan protokol manajemen untuk memastikan perbandingan di negara-negara tersebut.

Artikel ini menemukan, meskipun penggunaan produk tembakau berasap di Bangladesh dan Thailand di kalangan perempuan lebih sedikit, penggunaan tembakau tanpa asap di kalangan perempuan lebih besar atau setara dengan lelaki.

Berikut beberapa fakta lain dari CDC:

1. Sekitar 200 juta perempuan adalah perokok dan 800 juta lelaki adalah perokok. Secara umum, sembilan persen perempuan merokok dibandingkan dengan 40 persen pada lelaki.

2. Pada lima puluh persen dari 151 negara, jumlah remaja perempuan yang merokok setara dengan jumlah remaja laki-laki.

3. Remaja laki-laki dan perempuan mulai menggunakan tembakau dengan alasan yang berbeda. Remaja perempuan cenderung merokok akibat keyakinan salah bahwa merokok merupakan cara yang bagus untuk mengontrol berat badan. Selain itu, remaja perempuan juga merokok akibat kurangnya rasa percaya diri.

4. Penggunaan tembakau membunuh sekitar 1,5 juta perempuan per tahun. Dari jumlah ini, sekitar 75 persen hidup di negara-negara berpenghasilan rendah hingga sedang. Berdasarkan perkiraan, penggunaan tembakau bisa membunuh 2,5 juta perempuan dan 5,5 juta lelaki.

5. Perempuan merupakan salah satu terget terbesar dari iklan industri tembakau yang mengaitkan penggunaan tembakau dengan konsep kecantikan, harga diri dan kebebasan.

6. Perempuan merupakan konsumen utama rokok ‘light’. Strategi pemasaran menyesatkan perempuan untuk meyakini bahwa 'light' berarti lebih aman. Mereka yang menghisap rokok 'light' seringkali menghirup asap rokok mereka lebih dalam dan lebih sering untuk mendapatkan jumlah nikotin yang diinginkan.

7. Penggunaan tembakau membahayakan perempuan dengan cara yang berbeda dari lelaki. Merokok selama kehamilan meningkatkan risiko melahirkan prematur, melahirkan bayi dalam keadan meninggal dan kematian saat lahir serta mengurangi jumlah air susu ibu. Selain itu, merokok juga bisa meningkatkan risiko kanker payudara, kanker leher rahim, penyakit paru-paru dan jantung.

8. Asap dari perokok lain membunuh lebih banyak perempuan dibandingkan lelaki. Asap dari perokok lain membunuh 430.000 orang dewasa per tahun. Sekitar 64 persen di antaranya adalah perempuan.

9. Perempuan dan anak-anak seringkali kekurangan daya untuk melindungi rumah, tempat kerja dan area publik dari asap rokok orang lain.

10. Perempuan merupakan satu bagian penting dari target strategi kontrol tembakau. Lebih banyak perempuan yang buta huruf dibandingkan lelaki sehingga diperlukan upaya lebih besar untuk mencegah penggunaan tembakau di kalangan perempuan. (IK/OL-08)
• 20 Persen Perempuan adalah Perokok
Penulis : Ikarowina Tarigan
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/05/31/2648/2/10-Fakta-Buruk-Tembakau

Sabtu, 05 September 2009

NILAI AMAL

NILAI AMAL
-
Tulisan di bawah ini pernah dimuat dalam majalah Suara Muhammadiyah no.10, Desember 1958.
Mudah-mudahan ada manfaatnya.
Muhammadiyah didirikan untuk beramal
menjunjung tinggi agama dan hukum Allah,
disusun dengan organisasi dan dijalankan dengan peraturan tertentu agar dapat memimpin masyarakat dan anggota, khususnya supaya dapat beramal bersama-sama. “Katakanlah olehmu Muhammad kepada kaummu: beramallah kamu sekalian niscaya Allah serta Rasul-Nya dan orang-orang mukmin akan mempersaksikan amalmu itu, serta kamu akan dikembalikan kepada Yang Mengetahui alam gaib dan kesaksian maka Dia akan memberi kabar kepadamu tentang apa yang telah kamu sekalian amalkan.”

Jelaslah bahwa beramal menegakkan agama Allah menjadi suatu kewajiban yang mutlak bagi tiap orang Mukmin, dan jelas pula bahwa amal itu akan menjadi dasar kita apakah kita kelak diakhirat menjadi orang yang berbahagia atau celaka. Oleh karena itu adalah wajar dan seharusnya bahwa dasar kita beramal ialah mencari keridlaan Allah, sedang hasil dari amal itu di dunia menjadi tujuan. Manakah yang lebih penting antara dasar dan tujuan itu? Dasar mencari keridlaan Allah semata itulah yang disebut ikhlas, itulah yang dapat menolong kita diyaumil akhir dan menjadi bekal ke jannatunna;im. Adapun tujuan, ialah hasil dari amal kita itu; seumpama orang mengajar maka hasilnya ialah pandainya murid. Tegaknya agama dimasyarakat adalah merupakan hasil dari amal kita, sedang dasar kita beramal ialah mencari keridlaan Allah semata.
Di samping dasar dan tujuan dari amal kita itu, terdapat pula satu faktor lain, yaitu rupa dari amal kita. Amal kita boleh berupa kecil, atau besar, atau mungkin merupakan suatu usaha yang hebat dan megah yang menghabiskan harta berjuta-juta, tetapi mungkin pula hanya merupakan usaha kecil tetapi dikerjakan dengan ikhlas menurut kekuatan kita yang setinggi-tingginya. Hal ini terjadi bila kita sedang lemah dan kekurangan. Tetapi ini tidak berarti bahwa setiap usaha yang besar tentu tidak ikhlas. Usaha besar dilaksanakan dengan ikhlas, tentu lebih baik dari usaha yang kecil. Hanya kita keliru kalau lebih mengutamakan kebesaran usaha daripada keikhlasan.

Seorang kaya mendermakan Rp 500.000,- yaitu sepersepuluh seluruh hartanya. Di samping itu ada pula seorang miskin menderma Rp 1000,- yang merupakan seperdua dari hartanya. Kalau ditilik dari hasil yang dapat diperoleh dari uang itu, sudah tentu derma dari si kaya lebih besar manfaatnya bagi berhasilnya amal yang dibantunya itu. Tetapi bagi Allah, pahala siapakah yang lebih besar? Pengorbanan batin si miskin lebih besar dari si kaya, karena ia mengorbankan seperdua hartanya. Kalau amal diberi pahala tujuh ratus kali lipat, maka pengorbanan bathin itupun diberi pahala tujuhratus kali lipat. Allah jua yang lebih tahu akan amal pengorbanan hamba-Nya. Tetapi yang terang bagi kita manusia, ialah kedua orang itu, si kaya dan si miskin tentu akan menerima pahala yang sesuai dengan amal dan pengorbanannya (jihad). Orang yang mengalahkan kepentingan diri dan keluarganya untuk berjuang menegakkan agama dalam bentuk apa pun, niscaya amalnya itu termasuk jihad.

Di antara kita mungkin telah ada yang lebih mengutamakan kehebatan usaha daripada ke-ikhlasan. Semua usaha harus hebat dan besar baik dengan jalan apapun, asal halal dan tidak apa mengikis sedikit dari prinsip dan tujuan Persyarikatan kita. Tidak mengapa usaha kita itu kurang berjiwa agama, asal besar dan hebat; zaman sekarang tidak pada tempatnya kita berkecil-kecil bahkan hampir tak ada gunanya. Daripada berkecil-kecil baik tak berusaha dan tak beramal sama sekali.

Kemauan dan jalan pikiran semacam itu seyogyanya diperbaiki: “Marilah kita bersama-sama beramal dan berusaha dengan ikhlas mencari keridlaan Allah, dengan giat sekuat-kuat tenaga agar amal kita itu besar dan hebat. Kalau kita belum kuat mengusahakan yang besar dan hebat, baiklah kita mulai dengan berkecil-kecil meskipun tanpa bantuan siapa-siapa, dan kita usahakan dengan segala ketabahan hati agar yang kecil itu bertambah besar dan hebat”.

Mudah-mudahan Allah yang memiliki seluruh alam ini, menerima amal kita serta melimpahkan taufik dan hidayahnya kepada kita semua. Amiin.l

Categories : SEPT 2009 | SM 17-09
http://suara-muhammadiyah.com/2009/?p=892

Jumat, 21 Agustus 2009

Taukhid

Taukhid

There is no god worthy of worship except God and Muhammad (peace be upon Him) is His messenger

Senin, 22 Juni 2009

Rekrutmen Kepsek Masih Lemah

Rekrutmen Kepsek Masih Lemah

JAKARTA -- Proses rekruitmen dan seleksi kepala sekolah (kepsek) di Indonesia masih dianggap lemah. Kelemahan ini menyebabkan rendahnya kualitas kepsek di level pendidikan TK, SD, hingga, SMA, terutama dalam hal manajerial dan supervisi. ''Seleksi masih berdasarkan suka dan tidak suka. Kalau suka oke, kalau tidak ya tidak jadi. Prosesnya hanya beberapa hari,'' ungkap Direktur Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas, Surya Dharma.

Menurut Surya, kondisi ini berbeda dengan beberapa negara maju di kawasan Asia, seperti Singapura. ''Di negara tersebut, proses seleksi terhadap kepsek berjalan selama enam bulan,'' cetusnya saat peluncuran program pelatihan kepala sekolah bekerjasama dengan Temasek Foundation dan National Institute Of Education (NIE) Singapura, Senin (22/6).

Berdasarkan Permendiknas No 13/2007 tentang kompetensi kepsek, kata Surya, disebutkan ada lima kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang kepsek: kepribadian, sosial, entrepreuneur, manajerial, dan supervisi. Kemampuan manajerial dan supervisi inilah yang paling utama bagi seorang kepsek. ''Tapi sayangnya, berdasarkan data empiris, justru kedua hal ini yang paling rendah kompetensinya di seluruh Indonesia,'' jelasnya.

Surya mengatakan, di era otonomi daerah, kompetensi kepsek saat ini menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, lanjut dia, daerah memegang kendali utama atas nasib para kepsek yang jumlahnya mencapai 250 ribu orang untuk tingkat SD sampai SMA. ''Saya berharap agar pemerintah daerah peduli dengan sistem perekrutan kepsek yang sesuai Permendiknas No 13/2007,'' cetusnya.

Jika kompetensi manajerial dan supervisi terpenuhi maka yang paling diuntungkan adalah seluruh komunitas yang ada di satuan pendidikan yang bersangkutan. ''Dari situ, kepemimpinan seorang kepala sekolah bisa diandalkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di masing-masing sekolah,'' jaminnya.

Di tingkat pusat, ujar Surya, program kerjasama untuk peningkatan mutu kepemimpinan kepala sekolah pun terus dilakukan. Salah satunya kerjasama dengan Temasek Foundation dan NIE dari Singapura. Sejumlah 120 kepala sekolah dan widyaiswara dari 30 provinsi di seluruh Indonesia berhak mengikuti Training of Trainer (TOT) di NIE Singapura selama 2 minggu sejak 23 Juni 2009. ''Mereka akan dilatih selama sepuluh hari untuk memaksimalkan potensi kepemimpinan dan manajerial dalam lingkungan sekolah,' jelasnya.

Direktur NIE, Prof Lee Sing Kong mengaku siap menerima kedatangan 120 orang delegasi pelatihan kepemimpinan dari Indonesia yang sebagian besar kepsek. Anggaran yang disiapkan mencapai Rp 5,7 miliar yang sepenuhnya berasal dari Temasek Foundation.

Menurut Lee, sudah sepantasnya para kepala sekolah di Indonesia memiliki kompetensi supervisi dan manajerial. NIE, katanya, siap membantu pemerintah Indonesia dalam meningkatkan potensi kepsek. ''Diharapkan apa yang didapat di NIE bisa diadaptasi oleh para kepsek dan widyaiswara untuk kemudian ditularkan kepada kepsek lainnya,'' tegasnya.eye/bur

http://www.republika.co.id/berita/57763/Rekrutmen_Kepsek_Masih_Lemah

Selasa, 21 April 2009

Perasaan Iri yang Tak Sehat..!

Perasaan Iri yang Tak Sehat..! Psikologi:

• Perasaan iri itu wajar, jika masih dalam kategori sehat. Lumrah pula jika perasaan itu terjadi pada anak-anak yang sedang dalam masa perkembangan. Persoalan muncul jika rasa iri tak sehat terjadi pada orang dewasa.
Kasus:
“Ibu Dewi, saya ingin menceriterakan persoalan ini, bukan karena saya mengalami sebagai sasaran iri hati. Saya justru sebagai orang yang melihat bahwa iri hati tampakaya bisa menimbulkan ketidaknyamanan luar biasi bagi orang yang menjadi sumber keirian itu. Ceritanya, di kantor kami ada seorang teman, sebutlah namanya Ivan yang saya pikir memiliki perasaan iri hati berlebihan. Dia selalu menunjukkan rasa tidak senang terhadap orang lain yang mendapatkan promosi, penghargaan, perhatian. bahkan sekadar pemberian sapaan lebih dulu. Misalnya ada kawan yang ditunjuk menjadi ketua panitia piknik perusahaan, dia akan menunjukkan reaksi tidak suka secara terbuka. Begitu pun jika ada teman yang dikerubuti teman-teman lain karena memiliki bahan cerita menarik atau orang itu menjadi tempat curhat, dia pun menunjukkan ketidaksenangan. Ivan bukannya tidak memiliki kelebihan. Dia cukup cerdas, produktif sehingga memiliki kedudukan lumayan. Sayangnya, dia tampaknya belum dewasa. Kebetulan di kantor kami ada seorang teman, sebutlah namanya Budi, yang lebih junior baik dalam usia maupun pengalaman kerja, namun memiliki potensi dan aneka kelebihan lain dibanding Ivan. Karena itulah Budi lebih cepat naik kariernya. Dibandingkan lainnya, Budi inilah yang paling menjadi sasaran iri hati Ivan. Ketidaksenangan Ivan terhadap Budi sudah diperlihatkan sejak dia baru masuk kerja dan terus berlanjut hingga pada suatu hari Budi berkata pada saya. Sudah tidak kuat lagi saya bekerja di sini. Bukan karena sebab apa pun, kecuali bahwa saya sudah tidak sanggup lagi menjadi objek iri hati Pak Ivan. Saya sangat menyesalkan keadaan ini dan baru menyadari bahwa rasa iri ternyata bisa sangat rnengganggu hubungan kerjasama dalam tim dan perusahaan bisa dirugikan karena kehilangan orang baik dan potensial. Budi akhirnya pindah ke perusahaan lain. Ivan sendirii selama ini cenderung memilih teman-teman dekat yang tingkatnya jauh di bawah dia dalam usia, kedudukan, pendidikan, maupun kemampuan ekonomi. Namun, mereka tampaknya dapat dikendalikan dan diaturnya. Saya sangat mengharapkan penjelasan Ibu Dewi tentang persoalan iri hati ini. Harus diakui, saya sendiri kadang-kadang memiliki rasa iri, tapi tidak sampai sebegitu mengganggu diri sendiri maupun orang lain."
(Rusty, Yogya)
Jawab:
Perasaan Wajar
• Benarkah ada rasa iri yang sehat? Kata iri umumnya diartikan tidak sehat. Kalau kita ingat masa kanak-kanak dulu antara satu anak dengan yang lain, antara kakak dengan adik, bisa timbul perseteruan kuat karena salah satu ada yang iri.
Rasa iri yang timbul pada masa kanak-kanak bisa saja dikarenakan salah satu pihak melihat bahwa pihak lainnya mendapat atau mencapai sesuatu yang lebih baik atau lebih banyak daripada dia.
Rasa iri ini menjadi lebih kuat lagi apabila pada mereka ada perasaan atau anggapan bahwa orang lain tidak berhak atau pantas untuk mendapatkan sesuatu itu. Biasanya mereka yang iri itu menilai bahwa dirinya serba lebih dibandingkan dengan yang lain. Anak-anak yang memiliki rasa iri seringkali menunjukkan sifat-sifat yang kurang baik dalam berhubungan denga lingkungan. Dia bisa menunjukkan sikap permusuhan antara lain dengan tidak mau bicara, mencibir, dan mengolok-olok pihak yang membuatnya iri. Hanya saja, pada anak-anak jangka waktu permusuhan ini cepat berlalu.
Peristiwa seperti ini sering dijumpai pada anak-anak dan dianggap wajar karena mereka masih berada dalam masa perkembangan sosial dan emosional. Mereka masih sulit untuk bisa mengendalikan diri agar tidak menampilkan sikap permusuhan secara terbuka. Dan itu wajar saja.
Namun, jika sikap-sikap seperti yang ditunjukkan oleh anak-anak tadi masih bisa kita jumpai pada orang dewasa, apalagi sudah bekerja, kita dapat mengatakan bahwa dia sebenarnya belum dewasa.
Rasa iri memang bukan hanya milik anak-anak. Sampai tua, orang dewasa pun masih mungkin memiliki rasa iri. Yang seharusnya berbeda adalah cara mengatasi perasaan tersebut.
Sangat Mengganggu
• Kalau kita melihat pada kasus Ivan, rata-rata orang di sekitarnya menilai bahwa sikap dia kekanak-kanakan. Padahal, teman-teman yang di lingkungan kerjanya mengakui bahwa dia adalah orang yang produktif.
Ivan bahkan diakui sebagai orang yang cerdas, sehingga sangat disayangkan bahwa ia masih memiliki cara-cara yang tidak dewasa seperti itu. Selama sikap Ivan ini tidak mempunyai kaitan dengan masalah kerja sama, artinya kalau pekerjaan dia tidak ada hubungan dengan kepentingan pekerjaan dengan orang lain, sikap iri hati berlebihan itu tidak perlu dirisaukan.
Kita bisa mengatakan bahwa sifat kekanak-kanakannya adalah ciri khas dia yang tidak perlu dipermasalahkan. Namun, apabila sikap yang dia tunjukkan itu berdampak pada orang lain yang harus selalu bekerja sama dengan dia dalam satu kelompok, sikap Ivan ini perlu mendapat perhatian serius.
Mengapa demikian? Tak lain karena sikap yang ditampilkan akibat rasa iri pada dirinya itu sudah dapat digolongkan tidak sehat. Cara Ivan memperlakukan dan menghadapi kawannya, Budi, sudah tidak wajar lagi sebagai orang dewasa.
Budi sudah merasa sangat terganggu kalau harus bekerja sama dengan Ivan. Jelas hal ini akan berakibat pada kinerja yang tidak optimal. Bahkan bisa merugikan unit kerja yang bersangkutan.
Iri Positif
• Cukup banyak individu dewasa yang masih bisa mempunyai rasa iri kepada orang lain yang lebih berhasil, diakui, dan diperhatikan oleh orang-orang lain.
Namun, perasaan iri tersebut tidak menimbulkan sikap-sikap negatif bagi orang lain maupun bagi dirinya sendiri. Bahkan justrru sebaliknya perasan iri itu memacu dia untuk berusaha melakukan upaya-upaya konstruktif agar mendapatkan apa yang diperoleh oleh orang lain tadi.
Misalnya iri karena orang lain yang menurut dia tidak sepandai dirinya ternyata bisa mendapatkan promosi. Kondisi ini selain menimbulkan rasa iri ternyata mendorong atau menyadarkan dia untuk mencari tahu lebih jauh apa yang membuat orang tersebut dipromosikan dan bukan dirinya.
Bisa saja akhirnya dia mendapatkan jawaban bahwa orang lain tadi dipromosikan karena kreatif dan luwes yang ternyata kedua faktor tersebut tidak dimilikinya. Karena dia juga tetap ingin maju menyaingi rekan tadi, orang tersebut mulai saat itu mencoba menunjukkan keunggulan-keunggulannya secara lebih besar lagi. Inilah yang disebut iri positif atau sehat, lawan kata dari iri negatif atau yang tidak sehat, yang tak merugikan orang lain maupun diri sendiri.
Penanganan Khusus
• Kalau Ivan pada dasarnya memiliki perasaan iri kepada Budi dan betul bahwa sikapnya sudah mulai merugikan Budi dalam lingkungan kerjanya, sudah saatnya Ivan diberi penanganan atau pembimbingan lebih khusus.

Dalam hal ini orang yang tepat untuk membantu adalah yang cukup dekat atau atasan langsungnya. Tentu saja tidak dengan menuding bahwa dia telah bersikap buruk, melainkan mencoba menyadarkan bahwa kadang-kadang ada sikap-sikap kerja sama dia yang kurang positif. Bisa juga menyampaikannya sebagai umpan balik di saat yang paling tepat, misalnya ketika penilaian kerja (PK).
Jika Budi belum telanjur keluar atau jika Anda mengalami peristiwa seperti Budi yang menjadi objek iri hati, sebaiknya tetap berusaha berbesar hati datang kepada Ivan atau siapa pun teman Anda, untuk membicarakan atau mengungkapkan perasaan tersebut. Usahakan sebisanya agar persoalan tersebut dapat diselesaikan diantara Anda.@
Jumat, 02 Mei 2003, 12:19 WIB
Jakarta, Jum'at
Oleh: DR. Dewi Matindas, Psikolog

Seuntai Nasehat

Seuntai Nasehat
Ali bin Abi Thalib

Dosa terbesar adalah ketakutan
Rekreasi terbaik adalah bekerja
Musibah terbesar adalah keputusasaan
Keberanian terbesar adalah kesabaran
Guru terbaik adalah pengalaman
Misteri terbesar adalah kematian
Kehormatan terbesar adalah kesetiaan
Karunia terbesar adalah anak shalih
Sumbangan terbesar adalah partisipasi
Modal terbesar adalah kemandirian

MQ/ Edisi Khusus/ Vol 7/ Oktober 2006 M/ Ramadhan-Syawwal 1427 H/ halaman 3



Seuntai Nasehat
Syekh Musthafa as-Siba’i

Kunjungilah penjara sekali dalam seumur hidupmu agar engkau tahu betapa berharganya nikmat kebebasan
Kunjungilah pengadilan satu kali dalam satu tahun agar engkau tahu betapa berharganya kelakuanmu yang baik
Kunjungilah rumah sakit sekali dalam satu bulan agar engkau tahu betapa mahalnya nikmat kesehatan
Kunjungilah taman, kebun dan pepohonan sekali dalam seminggu agar engkau tahu betapa luar biasanya nikmat udara segar dan keindahan alam
Dan kunjungilah Tuhanmu (Allah Swt) setiap waktu agar engkau tahu betapa besar kasih dan sayang-Nya yang Dia (Allah Swt) curahkan kepadamu

MQ/ No.9/ Vol 7/ 7 – 20 September 2006 M/ 14 – 27 Sya’ban 1427 H/ halaman 3



Seuntai Nasehat
Sahalafus Shalih

Barang siapa meninggalkan berlebihan dalam berbicara maka ia akan memperoleh hikmah dalam lisannya
Barang siapa meninggalkan berlebihan dalam pandangan maka ia akan memperoleh kekhusyukan dalam ibadahnya
Barang siapa meninggalkan berlebihan dalam makan maka ia akan diberi kelezatan dalam ibadahnya
Barang siapa meninggalkan berlebihan dalam tertawa maka ia akan memperoleh kewibawaan
Barang siapa meninggalkan cinta dunia maka ia akan memperoleh cinta akherat
Barang siapa meninggalkan kesibukan terhadap aib orang lain maka ia akan memperoleh kesibukan memperbaiki aibnya sendiri

MQ/ No.11/ Vol 7/ 9 – 22 Nopember 2006 M/ 17 Syawwal – 1 Dzulqa’dah 1427 H/ halaman 3


Seuntai Nasehat
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah

Pandangan Mata

Menjaga pandangan mata menjamin kebahagiaan seorang hamba dunia akhirat
Memelihara pandangan mata memberi nuansa kedekatan seorang hamba dengan Rabb-nya
Menahan pandangan mata bisa menguatkan hati dan membuat orang lebih bahagia
Sungguh, menjaga pandangan akan menutup pintu masuk setan ke dalam hati


MQ/ No.11/ Vol 7/ 9 – 22 Nopember 2006 M/ 17 Syawwal – 1 Dzulqa’dah 1427 H/ halaman 3