Jumat, 22 Agustus 2008

LAGI - LAGI KANTIN KEJUJURAN

Kantin Kejujuran
Beberapa sekolah mulai menerapkan “kantin kejujuran”: Siswa bebas ambil jajanan, mau berbohong, mau “nembak”, terserah.
Koran Tempo pada Minggu hari ini menulis, beberapa SMP dan SMA mulai mengajarkan pendidikan anti-korupsi kepada siswanya. Contohnya SMP Keluarga di Kudus, Jawa Tengah, membuat jajak pendapat terhadap siswa apakah bekas Presiden Soeharto adalah koruptor atau bukan. Hasilnya mengejutkan, ternyata Soeharto dianggap pahlawan oleh sebagian besar siswa. Sebanyak 83 siswa menilai Soeharto sebagai pahlawan, 33 siswa melihatnya sebagai koruptor, dan 55 siswa bersikap ragu.
Blog Berita: Tentu sangat berbeda dengan mahasiswa, yang bisa dipastikan sebagian besar menilai Soeharto sebagai koruptor. Apakah ini karena siswa di tingkat SMP dan SMA belum melek media — tidak sering membaca koran atau menonton berita di tivi?
Menurut Koran Tempo, sekolah lain mengajarkan materi anti-korupsi lewat lomba bikin puisi dan melukis poster dengan topik anti-korupsi. Di SMP Keluarga, SMAN 1 Tambun Bekasi, dan SMP 8 Padang dibuat kantin kejujuran. Warung ini dimodali OSIS dan uang siswa sendiri. Tidak ada kasir atau penjaga kantin, siswa bebas mengambil jajanan. Bila hendak membayar, siswa menaruh uangnya sendiri dan mengambil kembaliannya. Kalau mau ngutang, mereka mencatat sendiri.
Umumnya siswa bersikap jujur, dan hanya sedikit yang berbohong. “Nanti bisa seperti negaramu. Bisa bangkrut, dan itu namanya korupsi,” kata Basuki, guru SMP Keluarga, mengingatkan muridnya.
SMP Keluarga adalah sekolah di bawah naungan sebuah yayasan Katolik. Pihak pastoral telah mengeluarkan nota agar sekolah itu peduli mengatasi korupsi.
Blog Berita: Menerapkan kantin kejujuran di sekolah-sekolah di Tanah Batak, mungkinkah? “Holan sada do huallang pisang goreng, mi gomak saporsi.” Hape nungnga tolu pisang goreng dohot partambuan mi gomak. “Cuma satu aku ambil pisang goreng dengan satu mangkuk mie.” Padahal sudah tiga pisang dan mienya juga nambah. [blogberita.net]