Sabtu, 13 Desember 2008

cerita serius

cerita serius
Umum

ini bener-bener cerita serius.
betul-betul serius.
dan juga misterius..
seperti spiritus.
kamu jangan berkerut kenapa ini cerita bener-bener serius karena saking seriusnya,candil pun jadi ikut-ikutan pusing kenapa ini cerita di bikin serius.
tapi makin serius memang makin maknyuss.
walo kulit kegerus cerita ini harus serius.
jadi cerita ini sebenernya tentang si paus, anaknya pak tulus.
oh anak itu! ya aku tahu! pipinya halus, kulit badannya mulus, tapi dia doyan daging tikus. ini pun serius.
halah...cerita serius jadi pake akhiran us.
kalau nggak serius, namanya jayus.
ahaaaa!!!rupanya jayus dan paus yang bikin cerita serius.
Iya.Mereka berdua mo ikut debus malah nyasar. Jadinya ikut orkes gembus. Bener. Ini serius.
Ceritanya, ada orang yang sangat serius dan dia pun ingin merantau secara serius ke negeri yang orang2nya pun semuanya serius. Tidak ada yang tidak serius. Semuanya, termasuk orang yang tidak serius pun, semuanya serius.
si serius memutuskan menjadi pedagang obat bius yang mengganti dagangannya dengan kapur barus yang digerus halus halus.
si serius ini bernama jakus.
jakus serius sukaerektus nama panjangnya.
dengan pedang di kiri kemoceng di kanan jakus menemui jayus dan paus,"ahoiii..kisanak..mari kita bius..para tukang debus!".
"Kita sikat mereka, kita keremus, jadi tikus!".
"tak ada salahnya kita beri mereka sedikit gabus biar bisa tembus".
"meskipun kita harus jadi dendeng rebus,tapi mari kisanak kita serbu dengan serius!!".
Sesuai dengan namanya, kita harus dekat dengan Candil Seurieus..
________________________________________
Anda tidak bisa ikut nulis kalau ndak login.
http://www.cerpenista.com/cerpen/baca/cerita_serius

Serius yang menghebatkan

Serius yang menghebatkan

November 30, 2008 11:40 am

Sabtu kemarin selepas menjalani "incomplete lembur", dikarenakan waktu lembur yang kurang. Udah lembur, kurang lagi#$%%^%
Ketika aku ingin melaksanakan shalat ashar sekitar pukul 16.00, secara rutin memang diadakan TPA yang mayoritas anak-anak jalanan dan kurang mampu. Disana, sang ustadz menjelaskan tentang hari-hari dan kejadian di padang mahsyar, yang kita, sebagai "manusia" yang sudah paham akan sedikit merinding, namun dengan redaksional yang apik, mereka dibuat membayangkan kejadian berdasarkan runtunan al-quran dan hadits nabi. Nah ada gejala yang sering terjadi di masyarakat Indonesia, yang dulu waktu aku masih muda dan sempat mengajar di bimbingan les anak-anak, mereka memiliki kecenderungan "bercanda" lebih besar daripada intens memahami pelajaran yang disampaikan.Nah ini sudah dianggap suatu kelumrahan di lingkungan kita..anak kecil bertemu anak kecil jadinya tertawa dan bermain, sekalipun padang mahsyar yang dibahas.
Nah hadirin yang budiman..ehm [serasa di mimbar]..hehe..apakah ini harus dijadikan kelumrahan selamanya di masyarakat kita???, sekarang bayangkan begini, atmosfer anak-anak ketika belajar terbiasa serius, nah ketika mereka berada di lingkungan mereka sesama anak-anak, seharusnya ada stimulus yang menuntut mereka untuk menjadi terbaik dan memahami makna apa yang disampaikan oleh sang pengajar. Bayangkan saja jika sang anak selepas dijelaskan tentang padang mahsyar, dimana matahari menjadi 7 dan jaraknya sangat dekat, lalu mereka menutup mata dan membayangkan alangkah panasnya hari itu, otomatis akan membuat suatu efek pembentukan "unforgotting memory" yang senantiasa mereka pegang sebagai "pegangan", dan ketika sesampai di rumah, lalu sang abah dan umi bertanya :
"Nak, belajar apa hari ini???"
secara spontan si anak menceritakan dengan "duplicate" redaksional dari sang guru, dan disampaikan ke orang tuanya, yang spontan kedua orang tuanya "pada saat itu" mengingat bagaimana padang mahsyar kembali jelas, setelah berpuluh tahun lalu meninggalkan "TPA"….
hmmm..gimana???, ternyata serius itu memang menghebatkan, dan lebih hebat lagi santai dan serius di combine menjadi satu, dimana keduanya mendukung satu dengan lainnya, too many joke, is not good, and too serious, stress is going to wait for you..
Serius itu menghebatkan..
wallahua’lam

http://kahlilstt.blogsome.com/2008/11/30/serius-yang-menghebatkan/