Jumat, 28 November 2008

APA MAKNA KATA BERSIH

APA MAKNA KATA BERSIH

Bersih,menurut kamus bhs Indonesia artinya tidak kotor,suci,murni.
Dengan BERSIH,hidup menjadi indah,sehat,nyaman dan selamat di dunia dan di akhirat karena Kebersihan itu sebagian dari pada IMAN. Semua makhluk dimuka bumi ini menyukai kebersihan apalagi Allah,
sang Pencipta.BERSIH,bagi saya adalah segala-galanya."Bersih Hati dan Pikiran" akan membuat hidup menjadi tenang."Bersih Pakaian, Tempat dan Tubuh" akan membuat Ibadah pada Allah menjadi khusu'.
"Bersih Sikap dan Tingkah Laku" akan membuat kehidupan menjadi aman dan damai."Bersih dlm Pekerjaan" akan membuat kita menjadi
sukses dimana dan kapanpun.Satu kata BERSIH mempunyai sejuta
makna dalam kehidupan.BERSIH akan menjadikan bintang kehidupan terus bersinar hingga hari akhir.Dengan BERSIH,semua permasalahan
kehidupan akan terselesaikan dengan baik.
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081116035334AAdXGvN

Selasa, 25 November 2008

BERANI

BERANI

Tuesday, November 25, 2008 Hari Ini Bawahan, Besok Atasan
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Pernahkah anda mendengar seseorang mengatakan:"Boleh jadi, bawahan anda akan menjadi atasan anda pada suatu saat kelak....". Tidak banyak atasan yang menyadari kenyataan ini, sekaligus bersedia menerima konsekuensi yang ditimbulkannya. Dan, lebih sedikit lagi atasan yang bahkan dengan 'sengaja' melakukan 'sesuatu' untuk membantu bawahannya menapak lebih tinggi dari dirinya sendiri. Meskipun pada kenyataannya, ada banyak bukti bahwa para bawahan cemerlang melejit karirnya hingga menjadi atasan bagi para mantan atasannya. Apakah anda menemukan fenomena serupa ini dilingkungan kerja anda?

"Gue resign aja deh...." begitu kata seorang teman. Dia lebih suka pindah ke perusahaan lain daripada harus menjadi bawahan bagi orang yang pernah menjadi bawahannya. Secara mental, dia tidak siap menghadapi situasi terbalik seperti itu. Sulit menerimanya karena ada ganjalan psikologis didalam dirinya. Dia dikuasai rasa gengsi. Merasa diri lebih senior. Lebih superior. Dan rupanya, tidak sedikit orang yang bersikap seperti itu.

Banyak orang yang mengatakan bahwa; promosi tidak dilakukan secara transparan. Sarat dengan kolusi. Dilatarbelakangi diskrimanasi. Dan penuh dengan perbenturan berbagai kepentingan. Akibatnya, orang mendapatkan posisi lebih tinggi tanpa didukung oleh kemampuan yang memadai. Sehingga; "berseliweranlah para `anak kemarin sore' dijajaran manajer senior perusahaan". Mungkin betul begitu. Mungkin juga sekedar alasan belaka. Tapi, konteks diskusi kita saat ini tidak sedang membahas aspek itu. Jadi, mari kita fokuskan pembahasan kita kepada kenyataan bahwa :"Boleh jadi, bawahan kita akan menjadi atasan kita pada suatu saat kelak...." Let's accept the fact, and let's deal with it.

Bagi kita, hal ini memiliki dua implikasi. Pertama; seandainya kita adalah sang atasan itu. Bagaimana kita menghadapi kemungkinan seperti itu? Kemungkinan ketika bawahan kita menjadi atasan bagi kita. Mustahil? Tidak.

Maka, penting bagi kita untuk memiliki paradigma positif. Jika ada bawahan yang memiliki kualitas dan kinerja yang lebih baik dari kita; bukankah itu baik bagi kita maupun organisasi itu sendiri? Memang, idealnya kita naik posisi terus menerus, sehingga setinggi apapun bawahan kita naik; kita masih berada diatasnya. Namun, bukankah didunia nyata tidak selalu terjadi hal sedemikian?

Mari cermati kalimat ini;"Guru yang baik bukanlah mereka yang mau mengajarkan semua hal yang diketahuinya. Melainkan, mereka yang bersedia membantu muridnya membuka tabir-tabir pengetahuan yang belum pernah terpecahkan." Apa yang kita ketahui sangatlah terbatas. Sehingga, mengajarkan semua yang kita tahu tidak akan bisa menjadikan generasi masa depan lebih baik dari kita. Jika hal ini berlaku dalam hubungan antara guru dan murid, dapatkah juga terjadi dalam hubungan antara atasan dan bawahan?

Seorang guru sejati akan bahagia ketika mendapati muridnya lebih hebat dari dirinya sendiri. Demikian pula seorang atasan yang hebat. Dia bahkan membuka jalan, supaya bawahannya bisa menapak lebih tinggi. Tanpa ada rasa iri. Tiada pula kecemburuan. Yang ada, hanyalah kebanggaan didalam dirinya. Meskipun – biasanya - seseorang yang telah menapak tinggi lupa bahwa; ada peran atasannya dalam pencapaian yang diraihnya. Jadi, tidak mengherankan jika mereka kerap berkata;"I did it myself." Tapi, seorang atasan sejati; tidak terlampau merisaukannya.

Implikasi kedua; seandainya kita sang bawahan itu. Bukti bahwa seorang bawahan bisa menapak jenjang karir yang lebih tinggi dari atasan, cukup untuk meyakinkan diri kita bahwa masa depan kita bisa jauh lebih baik dari yang dapat kita bayangkan.

Sering kita dengar orang yang mengeluh bahwa karirnya tidak berkembang karena atasannya tidak cukup memberi bimbingan. Bisa iya. Bisa juga tidak. Lagipula, kita tahu bahwa tuntutan perusahaan semakin banyak, sementara jumlah karyawan bahkan semakin berkurang. Sehingga para pemegang posisi kunci semakin terbatas waktunya untuk menyuapi kita. Atau mengajarkan kepada kita tentang ini dan itu. Mengharapkan mereka selalu ada disamping kita membuktikan bahwa memang kita bukan orang yang bisa diandalkan. Lagipula, mengapa atasan kita harus memberi penilaian istimewa kepada orang-orang yang
bisanya hanya bergelantung diketiak mereka?

Disisi lain, kita juga sering terjebak pada anggapan bahwa; 'kemampuan teknis adalah segala-galanya'. Padahal, kemampuan teknis hanyalah satu dari sekian banyak faktor penting. Jadi, orang-orang yang hanya hebat secara teknis, hanya layak untuk menjadi pelaksana. Bukan pemimpin. Itulah sebabnya, mengapa orang-orang yang hebat secara teknis; sering tersingkir. Repotnya, mereka merespon situasi ini dengan menyimpulkan bahwa manajemen telah pilih kasih. Mereka merasa; proses assesment tidak fair.

Kita, harus keluar dari pola pikir semacam itu. Sebab, jika terjebak didalamnya; kita tidak akan pernah mengetahui apa yang harus diperbaiki. Kita mengira bahwa semua kualifikasi itu sudah kita miliki. Padahal, ada orang lain yang lebih baik dari kita. Seperti halnya anda yang tidak ingin dipimpin oleh orang yang sekedar jago dalam hal-hal teknis; maka tentu orang lainpun tidak ingin anda yang hanya menguasai aspek teknis itu tampil menjadi pemimpin. Sebaliknya, ketika kemampuan teknis anda dipadukan dengan sikap positif, kemampuan membangun hubungan yang produktif baik dengan atasan, bawahan maupun rekan sekerja, serta loyalitas yang tinggi; maka mungkin, memang anda layak mendapatkan kesempatan untuk dipersaingkan dengan orang-orang hebat lainnya.

Dadang Kadarusman
posted by Dodi - Ryan @ 9:45:00 AM 0 comments
http://beranigagal.blogspot.com/

Rabu, 19 November 2008

Menumbuhkan Kreativitas di Tempat Kerja

Menumbuhkan Kreativitas di Tempat Kerja
Oleh Johanes Papu
Team e-psikologi

Jakarta, 18 Juni 2001
Anda mungkin sependapat dengan saya bahwa Garin Nugroho, sutradara penuh bakat yang telah meraih berbagai penghargaan di dalam maupun luar negeri, adalah seseorang yang sangat kreatif. Kreativitas beliau dapat terlihat dari karya-karyanya yang cenderung lain dari pada yang biasanya. Ditengah-tengah suasana dunia perfilman dan sinetron Indonesia yang cenderung menonjolkan kemewahan & thema-thema yang jauh dari realitas (dunia mimpi), Garin mampu melahirkan film-film yang berkisah tentang realitas kehidupan dan dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari itu, Garin dapat memadukan antara kemampuan mengexplorasi berbagai realitas yang ada ke dunia film/sinetron dengan prinsip-prinsip seni. Sehingga hal-hal yang sederhana menjadi menarik dan penting, meskipun di Indonesia belum banyak orang yang memahami hal itu.
Pertanyaan kita adalah bagaimana seseorang bisa begitu kreatif sementara yang lainnya tidak. Apakah kreativitas dapat dipelajari? Jika ya, bagaimana menumbuhkan kreativitas di tempat kerja?
Menurut para ahli, seseorang yang kreatif selalu melihat segala sesuatu dengan cara berbeda dan baru, dan biasanya tidak dilihat oleh orang lain. Orang yang kreatif, pada umumnya mengetahui permasalahan dengan sangat baik dan disiplin, biasanya dapat melakukan sesuatu yang menyimpang dari cara-cara tradisional. Proses kreativitas melibatkan adanya ide-ide baru, berguna, dan tidak terduga tetapi dapat diimplementasikan.
Tahap-Tahap Kreativitas
Secara umum tahapan kreativitas dapat dibagi dalam 4 tahap: Exploring, Inventing, Choosing dan Implementing.
1. Exploring. Pada tahap ini pekerja atau businessman mengidentifikasi hal-hal apa saja yang ingin dilakukan dalam kondisi yang ada saat ini. Sekali mereka mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut maka proses kreativitas sudah dimulai.Hal penting yang harus diperhatikan pada saat ini adalah menciptakan iklim yang menunjang proses berpikir kreatif
2. Inventing. Pada tahap ini, sangat penting bagi perusahaan untuk melihat atau mereview berbagai alat, teknik dan metode yang telah dimiliki yang mungkin dapat membantu dalam menghilangkan cara berpikir yang traditional.
3. Choosing. Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi dan memilih ide-ide yang paling mungkin untuk dilaksanakan.
4. Implementing. Tahap akhir untuk dapat disebut kreatif adalah bagaimana membuat suatu ide dapat diimplementasikan. Seseorang bisa saja memiliki ide cemerlang, tetapi jika ide tersebut tidak dapat diimplementasikan, maka hal itu menjadi sia-sia saja. Sama saja dengan syair lagu "layu sebelum berkembang".
Model Kreativitas
Menurut Charles Prather, dalam bukunya Blueprint for Innovation, gaya atau model kreativitas seseorang bersifat menetap. Prather membagi 2 gaya kreativitas:
1. Adaptive Problem Solving. Orang-orang yang memiliki gaya ini dalam bekerja cenderung menggunakan kreativitas untuk menyempurnakan system dimana mereka bekerja. Hal-hal yang terlihat pada orang yang memiliki gaya ini adalah bahwa mereka akan berusaha sebaik mungkin untuk membuat system menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan efisien. Apa yang mereka lakukan akan dapat dilihat hasilnya secara cepat. Oleh karena itu mereka lebih sering mendapat penghargaan.
2. Innovative Problem Solving. Orang-orang yang memiliki gaya ini dalam bekerja cenderung untuk menantang dan mengubah sistem yang sudah ada. Mereka dapat disebut sebagai "agent of change" karena lebih memfokuskan pada penemuan sistem baru daripada menyempurnakan yang sudah ada. Dalam perusahaan mereka dapat dilihat pada bagian-bagian yang melakukan riset, penciptaan produk baru, mengantisipasi kebutuhan pelanggan tanpa diminta, dan orang-orang yang menjaga kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.
Hambatan untuk Berpikir Kreatif
Meskipun kreativitas dan inovasi sangat dihargai di banyak perusahaan, namun hal tersebut tidak selalu dikomunikasi kepada para pegawainya. Perusahaan bahkan seringkali tidak memberikan ruang gerak bagi para pekerjanya untuk berkreasi dan berinovasi. Banyak perusahaan di Indonesia merupakan contoh dimana ide-ide kreatif hanya berakhir diruang-ruang rapat semata.
Hambatan lain yang mengganggu kreativitas adalah jika pekerjaan yang kita jalani tidak sesuai dengan minat dan bakat yang kita miliki. Selain itu gaya kreativitas yang dimiliki tidak "match" dengan tuntutan pekerjaan sehari-hari. Contoh: gaya kreativitas Anda adalah sebagai "agent of change" tetapi pekerjaan Anda lebih bersifat rutin, mekanistik dan menuntut anda untuk melakukannya sesuai dengan aturan atau prosedur yang sudah baku.
Hambatan lain datang dari unsur psikologis. Untuk menjadi kreatif seseorang harus berani untuk dinilai aneh oleh orang lain. Lihat saja para penemu dan seniman-seniman besar yang pada saat menciptakan karyanya seringkali dianggap "gila". Nah, karena itu tidak semua pegawai siap untuk berbeda pendapat/ide dengan orang lain meskipun ide tersebut kemudian terbukti benar. Pola pendidikan kita yang kurang mendorong adanya variasi atau perbedaan pendapat juga sangat mendukung kurangnya kreativitas pegawai.
Menumbuhkan Kreativitas
Pada dasarnya kreativitas dapat terjadi di semua bentuk organisasi atau perusahaan sejauh organisasi tersebut menghargai atau mendorong individu-individu untuk berkreasi. Jika tidak, maka individu yang kreatif akan menjadi frustrasi dan selanjutnya terjebak dengan rutinitas yang ada.
Berdasarkan hasil penelitian, untuk menciptakan kreativitas dibutuhkan lingkungan kerja kondusif yang menyenangkan (fun), penuh rasa humor, spontan, dan memberi ruang bagi individu untuk melakukan berbagai permainan atau percobaan. Membentuk lingkungan yang kondusif seperti itu sangatlah tidak mudah bagi sebuah organisasi. Mendorong kreativitas dalam dunia kerja menuntut iklim yang permissif terhadap existensi individualitas dan penerimaan terhadap rasa humor, disamping tetap memegang teguh rasa hormat, kepercayaan dan komitment sebagai norma yang berlaku.
Salah satu cara terbaik untuk mendorong kreativitas dan inovasi dalam sebuah perusahaan adalah dengan cara mengukur sejauhmana hal tersebut telah dilakukan. Perusahaan dianjurkan untuk memasukkan unsur kreativitas dan inovasi ke dalam proses evaluasi kerja. Sebagai contoh: masukan unsur penilaian tentang berapa banyak ide dari seseorang atau kelompok (teamwork) yang dapat diimplementasikan oleh perusahaan. Jika hal ini terkomunikasi dengan baik maka setiap individu akan berusaha untuk memberikan ide secara konstruktif.
Penempatan pegawai dengan konsep the right people with the right job juga merupakan cara yang tepat untuk menstimulasi munculnya kreativitas dan inovasi. Hal ini karena penempatan pegawai pada posisi yang tepat akan mengurangi supervisi sehingga memberikan otonomi bagi individu dalam menyelesaikan masalah-masalah pekerjaannya.
Root-Bernstein, salah seorang penulis buku Sparks of Genius, mengusulkan pentingnya pegawai untuk keluar dari cara kerja yang rutin sehingga dapat melihat masalah pekerjaan dengan cara yang baru. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut menurut Bernstein perlu dilakukan brainstorming secara regular. Dengan melakukan brainstorming pegawai diharapkan dapat memberikan ide dan solusi yang baru. Selamat mencoba.(jp)
_____________________________
http://www.e-psikologi.com/manajemen/kreativitas.htm

Selasa, 18 November 2008

DISIPLIN SEKOLAH MENDONGKRAK MUTU SEKOLAH

DISIPLIN SEKOLAH MENDONGKRAK MUTU SEKOLAH

Diterbitkan 10 April 2007 Belajar , Guru , Mengajar , Pendidikan

Sekolah yang menegakkan disiplin akan menjadi sekolah yang berkualitas, baik dari segi apapun juga, benarkah itu? Ini adalah bahasan sekilas dari satu sisi namun justru sangat primer (proses belajar-mengajar saja), tapi ini banyak terjadi di beberapa sekolah.
Konon bagaimanapun atau apapun model dan kualitas inputnya semua akan menjadi berkualitas, semua bisa dilakukan lewat disiplin. Mungkin ada benarnya. Setidaknya membuat lingkungan sekolah berdisiplin, terutama disiplin dalam belajar dan proses mengajar. Yah setidaknya pengkondisian dalam soal disiplin akan membuat image tersendiri di lingkungan sekitar tentang kondisi sekolah.
Disiplin di sini diartikan ketaatan pada peraturan. Dari sini semuanya bermula, sebelum disiplin diterapkan perlu dibuat peraturan atau tata tertib yang benar-benar realistik menuju suatu titik, yaitu kualitas tadi. Lalu mengapa banyak sekolah yang mutunya rendah baik ditinjau dari nilai-nilai siswa, kinerja personal sekolah. Jawabanya mungkin disebabkan masih belum jelasnya peraturan sehingga tidak mudah diaplikasikan, atau buruknya pengawalan penerapan peraturan itu. Dalam hal ini kekurangkonsistenan semua pihak. Bahkan kadang gurupun tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam kelas, sehingga ia hanya mengajar apa adanya terkesan menghabiskan waktu mengajar saja.
Banyak hal yang harus ditangani dalam ranah pendidikan di sekolah, tapi jika itu terlalu berat mungkin bisa saja sedikit dikurangi hanya untuk hal belajar dan mengajar saja. Selama ini yang terjadi di beberapa sekolah adalah seringnya kelas kosong saat jam belajar. Ini dikarenakan guru tidak masuk kelas dan tanpa ada tugas yang harus dikerjakan siswa. Ketidakmasukan guru itu bisa saja karena kepentingan dinas atau yang lain.
Ketidaktepatan dalam hal guru masuk kelas sehingga jeda waktu pergantian jam bisa dimanfaatkan siswa untuk melakukan tindakan indisipliner. Komitmen guru dalam hal ini kadang sering menjadi penyebabnya. Dalam manajemen sekolah, biasanya pengawasan banyak yang tidak bisa berjalan dengan baik, lebih-lebih jika komitmen guru dan siswa rendah maka sekolah-pun akhirnya sulit majunya.

Bagaimana kedisiplinan di sekolah anda dulu atau saat in

http://urip.wordpress.com/2007/04/10/disiplin-sekolah-mendongkrak-mutu-sekolah/

DISIPLIN

DISIPLIN

A. Disiplin dalam kehidupan pribadi

Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
Dalam ajaran, Islam banyak ayat Al Qur’an dan Hadist, yang memerintahkan disiplin dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan, antara lain surat An Nisa ayat 59, yang artinya :
" Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada rasul-Nya dan kepada Ulil Amri dari (kalangan) kamu…………..(An Nisa 59)
disiplin adalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha, pantang mundur dalam kebenaran, dan rela berkorban untuk kepentingan agama dan jauh dari sifat putus asa.
Perlu kita sadari bahwa betapa pentingnya disiplin dan betapa besar pengaruh kedisiplinan dalam kehidupan, baik dalam kehdupan pribadi, dalam kehidupan masyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

>> Disiplin dalam penggunaan Waktu

Disiplin dalam penggunaan waktu perlu diperhatikan dengan seksama. Waktu yang sudah berlalu tak mungkin dapat kembali lagi. Hari yang sudah lewat tak akan datang lagi. Demikian pentingnya waktu sehingga berbagai bangsa du dunia mempunyai ungkapan yang menyatakan penghargaan terhadap waktu. Orang Inggris mengatakan „waktu adalah uang", peribahasa Arab mengatakan „ Waktu adalah pedang", atau „Waktu adalah peluang emas", dan kita orang Indonesia mengatakan :" sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tak berguna".
Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya. Disiplin tidak akan datang dengan sendirinya, akan tetapi melalui latihan yan ketat dalam kehidupan pribadinya.

>> Disiplin dalam beribadah

Menurut bahasa, ibadah berarti tunduk atau merendahkan diri. Pengertia yang lebih luas dalam ajaran Islam, ibadah berarti tunduk dan merendah diri hanya kepada Allah yang disertai perasaan cinta kepada-Nya. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa disiplin dalam beribadah itu mengendung 2 hal :
a. Berpegang teguh apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya, baik berupa perintah atau larangan, maupun ajaran yang bersifat menghalalkan, menganjurkan, sunnah dan makruh..
b. Sikap berpegang teguh yang berdasarkan cinta kepada Allah, bukan karena rasa takut atau terpaksa. Maksud cinta kepada Allah adalah senantiasa taat kepada-Nya. Perhatikan firman Allah dalam Suat Ali Imran ayat 31 :
" Katakanlah : " Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran 31)
sebagaimana telah kita ketahui, ibadah itu dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Ibadah Mahdah (murni) yaitu bentuk ibadah yang langsung berhubungan dengan allah.
b. Ibadah Ghaira Mahdah (selain mahdah), yang tidak langsung dipersembahkan kepada allah melainkan melalui hubungan kemanusiaan.

Dalam ibadah Mahdah (disebut juga ibadah khusus) aturan-aturannya tidak boleh semaunya akan tetapi harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Orang yang menada-ada aturan baru misalnya, shalat subuh 3 raka’at atau puasa 40 hari terus menerus tanpa berbuka, adalah orang yang tidak disiplin dalam ibadah, kerana tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, ia termasuk orang yang berbuat bid’ah dan tergolong sebagai orang yang sesat.
Dalam ibadah Ghaira mahdah (disebut juga ibadah umum) orang dapat menentukan aturannya yang terbaik, kecuali yang jelas dilarang oleh Allah. Tentu saja suatu perbuatan dicatat sebagai ibadah kalau niatnya ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena riya ingin mendapatkan pujian orang lain.

B. Disiplin dalam bermasyarakat

Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar belakang budaya setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda. Karenanya setiap manusia memiliki watak dan tingkah laku yang berbeda. Namun demikian, dengan bermasyarakat, mereka telah memiliki norma-norma dan nilai-nilai kemasyarakatan serta peraturan yang disepakati bersama, yang harus dihormati dan di hargai serta ditaati oleh setiap anggota masyarakat tersebut.
Agama Islam mengibaratkan anggota masyarakat itu bagaikan satu bangunan yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang satu sama lain mempunyai fungsi yang berbeda-beda, mana kala salah satu komponen rusak atau binasa. Hadis NAbi SAW menegaskan :
" Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian lainnya. Kemudian beliau menelusupkan jari-jari yang sebelah kejari-jari tangan sebelah lainnya". ( H.R.Bukhori Muslim dan Turmudzi)

C. Disiplin Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Negara adalah alat untuk memeperjuangakan keinginan bersama berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleha para anggota atau warganegara tersebut. Tanpa adanya masyarakat yang menjadi warganya, negara tidak akan terwujud. Oleh karena itu masyarakat merupakan prasyarat untuk berdirinya suatu negara. Tujuan dibentuknya suatu negara adalah agar seluruh keinginan dan cita-cita yang diidamkan oleh warga masyarakat dapat diwujudkan dan dapat dilaksanakan.
Rasulullah bersabda yang artinya :
„ Seorang muslim wajib mendengar dan taat, baik dalam hal yang disukainya maupun hal yang dibencinya, kecuali bila ia diperintah untuk mengerjakan maksiat. Apabila ia diperintah mengerjakan maksiat, maka tidak wajib untuk mendengar dan taat". (H.R.Bukhari Muslim).

Tags: belajar
Prev: Qana'ah
Next: IMAN KEPADA HARI AKHIR { Part 1}

http://annilasyiva.multiply.com/journal/item/46

Minggu, 16 November 2008

20 ciri-ciri orang yang inovatif

20 ciri-ciri orang yang inovatif

Mitchell Ditkoff, Direktur dari Idea Champions, mengetengahkan tentang kualitas dari seorang inovator, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.Challenges status quo; tidak merasa cepat puas dengan keadaan yang ada dan selalu mempertanyakan otoritas dan rutinitas serta mengkonfrontasikan asumsi-asumsi yang ada.
2.Curious; senantiasa mengeksplorasi lingkungannya dan menginvestigasi kemungkinan-kemungkinan baru, memiliki rasa kekaguman (sense of awe)
3.Self-motivated; tanggap terhadap kebutuhan dari dalam (inner needs) senantiasa secara proaktif memprakarsai proyek-proyek baru, menghargai setiap usaha.
4.Visionary; memiliki imaginasi yang tinggi dan memiliki pandangan yang jauh ke depan.
5.Entertains the fantastic; memunculkan ide-ide “gila”, memandang sesuatu yang tidak mungkin menjadi sebuah kemungkinan, memimpikan dan menghayalkan sesuatu yang besar-besar.
6.Takes risks; melampaui wilayah yang dianggap menyenangkan, berani mencoba dan menanggung kegagalan.
7.Peripatetic; merubah lingkungan kerja sesuai yang dibutuhkan, senang melakukan perjalanan (travelling) untuk memperoleh inspirasi atau pemikiran segar.
8.Playful/humorous; memliki ketertarikan terhadap hal-hal yang aneh dan mengagumkan, berani tampil beda, bertindak nekad, serta mudah dan sering tertawa layaknya seorang anak kecil.
9.Self-accepting; dapat mempertahankan ide-idenya dan menganggap “kesempurnaan sebagai musuh kebaikan”, tidak terikat dengan apa-apa yang diipandang baik menurut orang lain.
10.Flexible/adaptive –terbuka bagi setiap perubahan, mampu melakukan penyesuaian terhadap rencana-rencana yang telah dibuat, menyajikan berbagai solusi dan gagasan
11.Makes new connections; mampu melihat hubungan-hubungan diantara unsur-unsur yang terputus, mensintesakan dan mengkombinasikannya.
12.Reflective, menginkubasi setiap masalah dan tantangan, mencari dan merenungkan berbagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.
13.Recognizes (and re-cognizes) patterns; perseptif terhadap sesuatu dan dapat membedakannnya, dapat melihat kecenderungan dan prinsip serta mampu mengorganisasikannnya, dapat melihat ”the Big Picture.”
14.Tolerates ambiguity, merasa nyaman dalam situasi kacau (chaos), dapat menyajikan situasi paradoks, tidak tergesa-gesa membenarkan terhadap suatu ide yang muncul.
15.Committed to learning; berusaha mencari pengetahuan secara terus menerus, mensintesakan segala in put, menyeimbangkan setiap informasi yang terkumpul dan menyelaraskan setiap tindakan.
16.Balances intuition and analysis memilih dan memilah diantara pemikiran divergen dan pemikiran konvergen, memiliki intuisi tertentu sebelum melakukan analisis, meyakini apa yang sudah dianalisis dan menggunakannya secara hati-hati dengan menggunakan akal.
17.Situationally collaborative; berusaha menyeimbangkan pemikiran dari setiap individu, membuka pelatihan dan mencari dukungan organisasi.
18.Formally articulate; mengkomunikasikan setiap gagasan secara efektif, menterjemahkan konsep abstrak ke dalam bahasa penuh arti, menciptakan prototype atau model yang dianggap paling mudah
19.Resilient; merefleksi hal-hal dianggap mengecewakan atau yang tidak dinginkan, belajar dengan cepat dari umpan balik, berkemauan untuk mencoba dan terus mencoba lagi
20.Persevering; bekerja keras dan tekun, memperjuangkan gagasan-gagasan baru dengan gigih, memiliki komitmen terhadap hasil-hasil yang telah digariskan.

Sumber: http://thinksmart.com/articles/qualities.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/15/inovatif/

Jumat, 14 November 2008

13 macam kecerdasan

1. Kecerdasan penalalaran ( IQ )
Kecakapan bernalar, ilmiah, rekayasa, penelitian,matematika, berhitung, evaluasi. dsb.
2. Kecerdasan emosional ( EQ )
Kecakapan dalam pengendalian pengendalian emosi, pengendalian diri, kesabaran, dsb.
3. Kecerdasan bahasa
Kecakapan berkomunikasi, bercerita, berargumenasi, berkampanye, berekpresi secara lisan, dsb.
4. Kecerdasan ruang
Kecakapan dalam menata ruang, keindahan, penempatan barang, dsb.
5. Kecerdasan gerak motorik
Kecakapan dalam gerak, olah raga, bela diri, berjoget, menari, dsb.
6. Kecerdasan seni
(menyanyi, menggambar, melukis, drama, dsb)
7. Kecerdasan (inter)personal
Kecakapan dalam bergaul, berempati, kerjasama, saling pengertian, dsb.
8. Kecerdasan interpersonal Kecakapan dan kepedulian, kasih sayang,
tanggung jawab, toleransi, dsb.
9. Kecerdasan spiritual Kecakapan jiwa, kejujuran, keadilan,
kesabaran dalam kehidupan sehari-hari, dsb.
10. Kecerdasan agama
Kecakapan mempraktekkan pelajaran agama yang diyakininya dalam kehidupan sehari-hari
11. Kecerdasan kompetitif
Kecakapan dalam berkompetisi, dapat memenangkan perlombaan, dsb.
12 Kecerdasan komparatif
Menunjukkan kecakapan yang dapat diunggulkan apabila dibandingkan dengan yang lain, dsb.
13. Kecerdasan partisipatif
Kecakapan dalam partisipasi kehidupan di masyarakat

Kamis, 06 November 2008

Mengatasi Sifat Pemalas-Minder

Mengatasi Sifat Pemalas-Minder
07 Oct 2008 | Komentar : 2

Pertanyaan :

Saya memiliki keponakan laki-laki berumur 25 tahun. Lulus dari madrasah aliyah pada 2001 dan menganggur selama dua tahun. Dia sempat kuliah di Surabaya pada 2003, tetapi hanya satu tahun dan tidak diteruskan. Sekarang dia mahasiswa akhir di Universitas Terbuka jurusan pendidikan yang kuliahnya di desa sendiri. Mohon maaf, anaknya malas, penyendiri, pemalu, pendiam, penakut, tidak suka bertemu orang, tidak memiliki semangat kemajuan, dan masih kekanak-kanakan. Saya agak gundah dengan masa depannya. Menurut pengasuh, karir apa yang sekiranya cocok untuknya? Mohon solusi apa yang harus dilakukan? Terima kasih.

Mahar, Surabaya


Jawaban Prof Dr Moedjiarto MSc :

Abraham Maslow, tokoh psikologi industri, mengatakan bahwa salah satu kebutuhan manusia yang berjenjang adalah kebutuhan bersosialisasi, bergaul, dan berkomunikasi dengan sesama manusia. Selain itu, manusia adalah makhluk yang memerlukan hidup berkelompok. Hanya, kapasitasnya mungkin berbeda-beda. Bagi yang suka bergaul dengan sesama, pekerjaan yang sesuai untuknya adalah pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan komunikasi dengan orang lain dalam kapasitas tinggi. Misalnya, di bagian pemasaran yang selalu berhubungan dengan relasi, di bagian humas yang selalu berhubungan dengan pihak lain yang memerlukan layanan dari instansi tempat kerjanya. Semua itu memerlukan pergaulan, komunikasi, dan berhubungan dengan orang lain. Sementara itu, bila seseorang tidak suka bergaul, yang cocok adalah bekerja di tempat tertentu yang tidak banyak berhubungan dengan orang lain. Misalnya, di laboratorium yang berhadapan dengan instrumen dan bahan-bahan yang tidak bernyawa. Bagian produksi juga cocok karena yang dihadapi bahan baku dan mesin yang tidak bernyawa seperti manusia. Selain itu, kalau yang bersangkutan suka bergaul dengan binatang peliharaan, misalnya sapi, kambing, atau ayam, dia cocok menjadi peternak atau bekerja di peternakan.

Keponakan Bapak saat ini sudah hampir lulus di Universitas Terbuka. Tinggal selangkah lagi menyelesaikan kuliah. Pekerjaan yang cocok dengan bidang pendidikan adalah menjadi guru. Karena itu, saran saya, yang bersangkutan harus menyiapkan diri untuk menjadi guru yang baik. Belajar bergaul dengan orang lain, belajar berkomunikasi yang efektif, belajar untuk berada di tengah-tengah siswa dengan sukses. Semua itu bisa dipelajari dari buku dan mempraktikkannya.

Kapan dimulainya pelajaran yang berhubungan dengan orang lain itu? Ya sekarang juga. Baik di rumah, di tempat kuliah, maupun di tengah-tengah masyarakat. Banyak orang yang merasa lemah dalam pergaulan, tetapi dengan tekad yang tinggi, mereka berhasil memperbaiki tampilannya.

Jangan malu belajar memperbaiki tampilan. Agar lebih percaya diri dan pergaulan kita bertambah maju, ada baiknya mengikuti kursus etika pergaulan yang diselenggarakan lembaga swasta di kota-kota besar. Para pejabat, para kader bangsa juga banyak belajar tentang etika pergaulan. Kursus itu sangat bermanfaat bagi siapa pun yang berminat untuk meningkatkan mutu tampilan dalam pergaulan. Bila serius untuk memperbaiki tampilan, pergaulan, maupun komunikasi dengan pihak lain, lakukanlah sekarang juga. Jangan menunda hingga esok. (*)
________________________________________
Sumber:
Jawa Pos, 5 Oktober 2008

Komentar Ir. Mei Hendra Darma MM, CHt | 08 Oct 2008 08:04 pm
Membaca pertanyaan mengenai orang yang introvert, pemalu, malas dst sebenarnya yang perlu dicari adalah akar masalah penyebabnya. Banyak faktor yang menyebabkannya dan ini perlu dicari tombol motivasinya sehingga "sub consciousnya" menjadi nyaman untuk menyendiri, susah bergaul, malas dst.

Sesungguhnya manusia diciptakan dalam kesempurnaan dan tidak mengenal ada yang bakat dan tidak berbakat. Semua tergantung pada individunya yg meyakini mind set yang "berkembang" atau mind set yang "tetap" sebagai value di dalam dirinya. Untuk kasus seperti yg ditanyakan haruslah bisa ditemukan "tombol" motivasinya yang bisa merubah sebuah kebiasaan yang telah menjadi karakter karena tersimpan sebagai "self talk negatif" yg sudah sering beroperasi dan menjadi program aktif di dlm sub consciuosnya. Bisa juga perilaku dia disebabkan oleh trauma masa lalu misalnya baik dlm lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulannya yang membuat dirinya menjadi skeptis, introvert, minder dsb. Jika "tombol" dirinya sdh ketemu dan tersentuh, juga melalui reframming yang pas atas mind setnya saya yakin dia akan menjadi pribadi yang lebih baik.

Salam,Mei Hendra Darma
http://solution-mind-development.blogspot.com
Komentar hendri | 09 Oct 2008 02:04 pm
kasihan tuh laki-laki,
lebih kasihan lagi kalo dia hidup terus.
kalo membunuh tidak berdosa saya mau mebunuhnya. mau menyalahkan siapa juga bingung wong ini pasti salah pendidikan usia dininya. dimana kenyamanan, kemandirian menjadi barang mahal unutknya. mau diulang masa kecilnya seperti udah lewat banget

http://www.klubguru.com/view.php?subaction=showfull&id=1223343273&archive=&start_from=&ucat=4&

Minggu, 02 November 2008

Revolusi Kimia dalam Peradaban Islam

Revolusi Kimia dalam Peradaban Islam

Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan para kimiawan Muslim di abad keemasan bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan para kimiawan Muslim. Tak heran, bila dunia menabalkan kimiawan Muslim bernama Jabir Ibnu Hayyan sebagai 'Bapak Kimia Modern'."Para kimiawan Muslim adalah pendiri ilmu kimia," cetus Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18 M. Tanpa tedeng aling-aling, Will Durant dalam he Story of Civilization IV: The Age of Faith, juga mengakui bahwa para kimiawan Muslim di zaman kekhalifahanlah yang meletakkan fondasi ilmu kimia modern.
Menurut Durant, kimia merupakan ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan oleh peradaban Islam. "Dalam bidang ini (kimia), peradaban Yunani (seperti kita ketahui) hanya sebatas melahirkan hipotesis yang samar-samar," ungkapnya. Sedangkan, peradaban Islam, papar dia, telah memperkenalkan observasi yang tepat, eksperimen yang terkontrol, serta catatan atau dokumen yang begitu teliti.Tak hanya itu, sejarah mencatat bahwa peradaban Islam di era kejayaan telah melakukan revolusi dalam bidang kimia. Kimiawan Muslim telah mengubah teori-teori ilmu kimia menjadi sebuah industri yang penting bagi peradaban dunia. Dengan memanfaatkan ilmu kimia, Ilmuwan Islam di zaman kegemilangan telah berhasil menghasilkan sederet produk dan penemuan yang sangat dirasakan manfaatnya hingga kini.
Berkat revolusi sains yang digelorakan para kimiawan Muslim-lah, dunia mengenal berbagai industri serta zat dan senyawa kimia penting. Adalah fakta tak terbantahkan bahwa alkohol, nitrat, asam sulfur, nitrat silver, dan potasium--senyawa penting dalam kehidupan manusia modern--merupakan penemuan para kimiawan Muslim.Revolusi ilmu kimia yang dilakukan para kimiawan Muslim di abad kejayaan juga telah melahirkan teknik-teknik sublimasi, kristalisasi, dan distilasi. Dengan menguasai teknik-teknik itulah, peradaban Islam akhirnya mampu membidani kelahiran sederet industri penting bagi umat manusia, seperti industri farmasi, tekstil, perminyakan, kesehatan, makanan dan minuman, perhiasan, hingga militer.
Pencapaian yang sangat fenomenal itu merupakan buah karya dan dedikasi para ilmuwan seperti Jabir Ibnu Hayyan, Al-Razi, Al-Majriti, Al-Biruni, Ibnu Sina, dan masih banyak yang lainnya. Setiap kimiawan Muslim itu telah memberi sumbangan yang berbeda-beda bagi pengembangan ilmu kimia.Jabir (721 M-815 M), misalnya, telah memperkenalkan eksperimen atau percobaan kimia. Ia bekerja keras mengelaborasi kimia di sebuah laboratorium dengan serangkaian eksperimen. Salah satu ciri khas eksperimen yang dilakukannya bersifat kuantitatif. Ilmuwan Muslim berjuluk 'Bapak Kimia Modern' itu juga tercatat sebagai penemu sederet proses kimia, seperti penyulingan/distilasi, kristalisasi, kalnasi, dan sublimasi.
Sang ilmuwan yang dikenal di Barat dengan sebutan 'Geber' itu pun tercatat berhasil menciptakan instrumen pemotong, pelebur, dan pengkristal. Selain itu, dia pun mampu menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, dan pemurnian.Berkat jasanya pula, teori oksidasi-reduksi yang begitu terkenal dalam ilmu kimia terungkap. Senyawa atau zat penting seperti asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, dan asam asetat lahir dari hasil penelitian dan pemikiran Jabir. Ia pun sukses melakukan distilasi alkohol. Salah satu pencapaian penting lainnya dalam merevolusi kimia adalah mendirikan industri parfum.
Ilmuwan Muslim lainnya yang berjasa melakukan revolusi dalam ilmu kimia adalah Al-Razi (lahir 866 M). Dalam karyanya berjudul, Secret of Secret, Al-Razi mampu membuat klasifikasi zat alam yang sangat bermanfaat. Ia membagi zat yang ada di alam menjadi tiga, yakni zat keduniawian, tumbuhan, dan zat binatang. Soda serta oksida timah merupakan hasil kreasinya.Al-Razi pun tercatat mampu membangun dan mengembangkan laboratorium kimia bernuansa modern. Ia menggunakan lebih dari 20 peralatan laboratorium pada saat itu. Dia juga menjelaskan eksperimen-eksperimen yang dilakukannya. "Al-Razi merupakan ilmuwan pelopor yang menciptakan laboratorium modern," ungkap Anawati dan Hill.
Bahkan, peralatan laboratorium yang digunakannya pada zaman itu masih tetap dipakai hingga sekarang. "Kontribusi yang diberikan Al-Razi dalam ilmu kimia sungguh luar biasa penting," cetus Erick John Holmyard (1990) dalam bukunya, Alchemy. Berkat Al-Razi pula industri farmakologi muncul di dunia.Sosok kimiawan Muslim lainnya yang tak kalah populer adalah Al-Majriti (950 M-1007 M). Ilmuwan Muslim asal Madrid, Spanyol, ini berhasil menulis buku kimia bertajuk, Rutbat Al-Hakim. Dalam kitab itu, dia memaparkan rumus dan tata cara pemurnian logam mulia. Dia juga tercatat sebagai ilmuwan pertama yang membuktikan prinsip-prinsip kekekalan masa --yang delapan abad berikutnya dikembangkan kimiawan Barat bernama Lavoisier.
Sejarah peradaban Islam pun merekam kontribusi Al-Biruni (wafat 1051 M) dalam bidang kimia dan farmakologi. Dalam Kitab Al-Saydalah (Kitab Obat-obatan), dia menjelaskan secara detail pengetahuan tentang obat-obatan. Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya peran farmasi dan fungsinya. Begitulah, para kimiawan Muslim di era kekhalifahan berperan melakukan revolusi dalam ilmu kimia.

Industri Kimia Warisan Kejayaan Islam

Bagi peradaban Islam, kimia bukan hanya teori belaka. Melalui berbagai upaya, umat Islam di abad keemasan telah melahirkan sederet industri yang sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Berikut ini adalah industri berbasis kimia yang dilahirkan peradaban Islam.

Keramik dan gerabah
Sejak abad ke-8 M hingga 18 M, penggunaan keramik glazed begitu populer di ranah seni Islam. Teknologi penciptaan keramik itu dikembangkan para seniman Islam. Basrah, Irak, menjadi sentra pembuatan gelas tak tembus cahaya. Selain itu, Ar-Raqqah, Suriah, pada abad ke-8 M juga tercatat sebagai pusat produksi gelas dan gerabah.

Lem keju
Dalam bukunya bertajuk, Book of the Hidden Pearl, Jabir Ibnu Hayyan untuk pertama kali menjelaskan tentang resep pembuatan lem dari keju.

Minyak dan produk-produk turunannya
Sejak abad ke-8 M, jalanan di Kota Baghdad telah dilapisi dengan aspal. Si hitam yang membuat jalan mulus itu merupakan produk turunan dari minyak setelah melalui distilasi. Pada abad ke-9 M, ladang minyak di sekitar Baku, Azerbaijan, sudah mulai diekploitasi dan dibuat naftah atau minyak tanah.
Al-Razi tercatat sebagai kimiawan pertama yang mampu memproduksi minyak tanah melalui distilasi. Metode pembuatan minyak tanah itu diungkapkannya dalam Kitab Al-Asrar (Buku Rahasia). Kimiawan Muslim tercatat sebagai yang pertama memproduksi bensin dari minyak mentah melalui distilasi.

Minyak mawar
Pertama kali diproduksi oleh kimiawan Muslim melalui distilasi bunga mawar. Minyak mawar digunakan untuk minuman dan industri parfum.

Industri minuman
Kopi. Minuman kopi pertama kali berkembang di dunia Islam. Kali pertama, minuman kopi ditemukan masyarakat Muslim di Yaman pada abad ke-10 M. Di Yaman, kopi diracik sebagai minuman bernama Al-Qahwa. Konon, minuman itu dibuat oleh kelompok sufi agar mereka dapat tetap beribadah serta berzikir sepanjang malam. Kopi menyebar ke seluruh negeri Muslim melalui para pelancong, jamaah haji, dan para pedagang.
Minuman kopi mulai dikenal masyarakat Makkah dan Turki di akhir abad ke-15 M. Sedangkan, masyarakat Mesir baru bisa mencicipi kopi pada abad ke-16 M. Masyarakat Eropa baru mengenal nikmatnya kopi pada abad ke-17 M. Kopi masuk ke Eropa melalui Italia. Hubungan perdagangan antara Venisia dengan Afrika Utara, khususnya Mesir, menjadi pintu masuknya kopi ke Eropa.

Penyulingan dan pemurnian air
Para kimiawan Muslim merupakan yang pertama kali memproduksi air suling dan air murni. Ini dilakukan untuk mengatasi perjalanan panjang melalui gurun yang tak jelas sumber airnya.

Minuman ringan
Sherbet tercatat sebagai minuman ringan berkarbon pertama di dunia. Kimiawan Muslim di era kejayaan juga banyak yang menciptakan resep minuman sirup yang dapat bertahan di luar lemari es selama satu pekan hingga satu bulan.

Batu Mulia dan Mutiara
Dalam Kitab Al-Durra al-Maknuna Jabir sudah mampu menjelaskan resep pembuatan mutiara buatan dan pemurnian mutiara.

Gelas Silika
Industri gelas silika ditemukan Abbas Ibnu Firnas (810 M-887 M). Dia yang pertama mencipatakan gelas dari pasir dan batu.

Kosmetik
Pengembangan produk kosmetik di dunia Islam begitu gencar dilakukan seorang dokter dan ahli bedah Muslim di Andalusia, Al-Zahrawi (936 M-1013 M), pada abad ke-10 M. Dalam ensiklopedia kesehatan yang berjudul, Al-Tasreef, Albucassis begitu Barat menjuluki Al-Zahrawi, telah mengupas secara khusus tentang kosmetik. Bagi Al-Zahrawi, kosmetik merupakan bagian dari pengobatan. Kitab Al-Tasreef ini begitu besar pengaruhnya di Eropa.

Sabun
Sabun yang berasal dari minyak tumbuhan (olive oil), minyak aroma kali pertama diproduksi oleh kimiawan Muslim.

Parfum
Adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa kebudayaan Islam telah memberi pengaruh yang sangat signifikan terhadap perkembangan industri parfum di dunia Barat. Dunia Islam berkontribusi besar dalam memperkenalkan proses ekstrasi wewangian melalui teknologi distilasi uap yang telah dikembangkan para ilmuwan Islam sejak abad ke-8 M. Industri parfum modern di dunia Barat pun banyak mengadopsi bahan ramuan parfum yang telah dikembangkan para ahli kimia Muslim.

Mesiu
Fakta sejarah menyebutkan bahwa ahli kimia Muslim bernama Khalid bin Yazid (wafat tahun 709 M) sudah mengenal potassium nitrat (KNO3)bahan utama pembuat mesiu pada abad ke-7 M. Dua abad lebih cepat dari Cina. Menurut Prof Ahmad Y Al-Hassan dalam bukunya bertajuk, Islamic Technology an Ilustrated History (1986), potasium nitrat dikenal di dunia teknologi Islam dengan beragam nama. Senyawa kimia itu pada awalnya digunakan dalam proses metalurgi serta digunakan untuk membuat asam nitrat dan aqua regia.
''Rumus dan resepnya dapat ditemukan dalam karya-karya Jabir Ibnu Hayyan (wafat tahun 815 M), Abu Bakar Al-Razi (wafat tahun 932 M), dan ahli kimia Muslim lainnya,'' papar Prof Al-Hassan. Dari abad ke abad, istilah potasium nitrat di dunia Islam selalu tampil dengan beragam nama, seperti natrun, buraq, milh al-ha'it, shabb Yamani, serta nama lainnya. (hri/heri ruslan/rep)

http://www.pwmjatim.org/BERITA/November/Revolusi%20Kimia%20dalam%20Peradaban%20Islam.htm

Kembali ke Bisnis ‘Sunnatullah

Kembali ke Bisnis ‘Sunnatullah’

Kalau mau sukses, jadilah pebisnis yang berbasis ‘sunnatullah’. Yaitu, bekerja keras, berkeringat, mengawal produksi, meneliti angka-angka, mengawal distribusi, dan sebagainya. Bukan menderivat, bermain dalam virtual bisnis (bisnis samar). Guncangan moneter dunia saat ini disebabkan oleh bisnis derivat, bisnis yang tidak memperjual belikan barang, melainkan hanya kertas, bahkan angka-angka. Uang bukan lagi menjadi alat tukar, tetapi lebih sebagai komoditas.
Begitulah lontaran Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos, dalam seminar bisnis bertema “Strategi Bisnis Menghadapi Krisis Keuangan Dunia yang Tidak Menentu”, yang diselenggarakan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PWM Jatim, di Aula Mas Mansur, Gedung PWM Jatim, pekan lalu. Dipandu M. Najikh, Dahlan secara cerdas memberi alternatif solusi atas kepanikan pebisnis dalam menghadapi krisis global ini.
Dahlan menjadi pembicara terakhir dan atraktif. Sebelumnya, Kresnayana Yahya dan Tjiptono Darmaji bicara tentang tantangan perekonomian Jatim menghadapi krisis keuangan global. Kresnayana menyarankan untuk meningkatkan kewaspadaan para pengusaha dalam menghadapi biaya produksi yang meninggi di tengah daya beli masyarakat yang menurun. Sedang Tjiptono menjelaskan permasalahan ekonomi perbankan yang mengalami ketidakstabilan.
Di hadapan sekitar 300 peserta yang terdiri para pebisnis, Dahlan mengingatkan, menghadapi krisis seperti sekarang hendaknya tidak terperosok dalam pikiran saling curiga, apalagi menyalahkan kelompok lain atas nama agama. Krisis ini harus disikapi dengan nalar bisnis yang cerdas. “Krisis ini tidak ada hubungannya dengan kesalahan bank konvensional, atau sebaliknya kebenaran bank syari’ah,” tambahnya.
Memang, krisis saat ini diawali dari AS. Tetapi bukan berarti bahwa AS segera runtuh. “Krisis ini hanya akan merubah posisi Amerika dari kaya raya menjadi kaya sekali,” tuturnya yang membuat peserta tercengang. Karena itu Dahlan mengajak pebisnis untuk tidak melihat bagaimana AS, tetapi lebih banyak melihat ke dalam, sebagai upaya memperkuat posisi bisnis dalam segala kondisi.
Kata Dahlan, ada yang harus dikritisi dari krisis keuangan saat ini. Yaitu transaksi derivatif yang kebablasan. Ini adalah penyebab krisis yang utama. Karena transaksi produk turunan tersebut tidak ditopang dengan underlying asset yang memadai. "Jadi, ini seperti transaction without delivery," katanya di depan dua ratus pengusaha, profesional, dan tokoh Muhammadiyah Jatim itu.
Ia kemudian banyak menyontohkan perjalanan dirinya dan sejumlah pebisnis lain dalam membangun bisnis. Menurutnya, bisnis ‘sunnatullah’ terbukti sangat ampuh dan jauh lebih tahan banting dalam menghadapi berbagai guncangan ekonomi. Sementara bisnis derivatif, atau bisnis virtual, justru lebih banyak menjadi sumber malapetaka ekonomi. Ia kemudian menyontohkan bisnis derivasi minyak. Seseorang membeli satu juta barel minyak, lalu dijual ke orang lain. Pembeli kedua menjual pada pembeli ketiga. Demikian seterusnya, sampai transaksi itu mencapai puluhan bahkan ratusan kali. Padahal minyaknya hanya satu juta barel. Maka yang terjadi dalam transaksi itu bukanlah minyak riil, melainkan hanya lembaran-lembaran kertas, atau bahkan hanya angka-angka.
Itu sebabnya Dahlan menyebut bisnis yang demikian adalah serakah. “Sepanjang sejarah terbukti bahwa setiap keserakahan akan mengalami kehancuran. Maka mari kita bisnis yang wajar-wajar saja, bisnis berdasar ‘sunnatullah’. Mari kita bekerja seperti biasa, tetap semangat, dan tidak usah terlalu memikirkan krisis ini,” katanya.
Satu lagi resep dari Dahlan bagi pebisnis menghadapi krisis ini. “Umpama main layang-layang, tatap terus layang-layang itu, dan jangan sekali-kali ditinggal ke toilet,” kiasnya. Artinya, jangan sedikit pun lengah dalam mengawal bisnis. Dan ia memperkirakan, krisis ini berlangsung sekitar dua tahun. (matan/jp)

http://www.pwmjatim.org/BERITA/Oktober/Kembali%20ke%20Bisnis%20Sunnatullah.htm