Minggu, 08 Februari 2009

Umat Miskin, Akidah Pun Tergadaikan

Umat Miskin, Akidah Pun Tergadaikan

Gerakan pemurtadan terus mengintai umat Islam di Tanah Air. Kemiskinan yang menjerat sebagian besar umat Muslim menjadi sasaran empuk gerakan pemurtadan. Peristiwa pemurtadan baru-baru ini terjadi di Desa Karangtengah, Kecamatan Kadungora, Garut Jawa Barat.Faktor kemiskinan telah membuat Garut yang dikenal sebagai kota relijius - gudangnya santri dan kiai - tak bebas dari aksi pemurtadan. Pada 16 Januari 2009, sebanyak 32 warga Desa Karangtengah, Kadungora, Garut berpindah agama. Untunglah, gerakan pemurtadan terhadap warga miskin itu segera terendus.

Ulama dan pemerintah kecamatan pun segera bergerak. Mereka berupaya untuk menyadarkan kembali warganya yang telah berpindah keyakinan itu. Upaya itu menuai hasil. Sebanyak 26 warga Karangtengah itu akhirnya mau kembali memeluk keyakinan mereka yakni Islam. Sedangkan, empat warga lainnya telah pindah tempat tinggal.Camat Kadungora, Aang Suhana mengaku, selain rendahnya pemahaman terhadap Islam, akar masalah yang membuat warganya berpindah keyakinan adalah kemiskinan. Menurut dia, lebih dari separuh warga Desa Karangtengah tergolong sangat miskin. ''Sebanyak 2.830 dari 5.263 penduduk desa ini tergolong miskin,'' ungkap Aang.

Penghasilan rata-rata separuh penduduk desa itu berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu per hari. Pendapatan sebesar itu pun belum pasti diperoleh warga Desa Karangtengah. ''Jika tak sedang tak ada pekerjaan mereka tak bisa dapat apa-apa,'' imbuh Aang. Mereka menggantungkan hidup sebagai buruh bangunan atau kerja serabutan.Persoalan ini sudah seharusnya mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Garut. Masyarakat berharap institusi teknis terkait di tingkat Kabupaten Garut segera mengambil langkah-langkah lebih konkret untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Desa Karangtengah.

Desa Karangtengah terbentang di atas lahan seluas 3.339 ha. Desa ini merupakan salah satu dari 14 desa di Kecamatan Kadungora yang sebagian besar penduduknya bergantung pada pertanian. Meski begitu, mayoritas penduduknya hanyalah berprofesi sebagai buruh tani. Tentu saja, tak setiap hari mereka bisa bekerja dan memperoleh upah.Karena itulah, banyak warga desa itu yang juga mencari peruntungan sebagai buruh bangunan atau kerja serabutan. Peristiwa pemurtadan yang terjadi di Desa Karangtengah, Kadungora, Garut itu mengundang reaksi keras dari Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Kabupaten Garut Ahab Syihabudin.

Ahab menilai peristiwa pemurtadan itu telah 'mencoreng wajah' Kabupaten Garut. Betapa tidak, selama ini kota dodol itu dikenal sebagai wilayah agamis -- gudangnya para santri dan kiai. Menurut dia, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pemurtadan itu akibat solidaritas sosial yang semakin memudar.Ahab juga menyoroti masih buruknya implementasi pelayanan pemerintah terhadap masyarakat miskin. Sejatinya, pemerintah telah mengalokasikan dana bantuan langsung tunai (BLT), beras miskin dan jaminan kesehatan untuk warga miskin. Sayangnya, program itu tak sesui dengan harapan masyarakat.

''Akibatnya masyarakat kehilangan panutan dan pegangan. Mereka tak tahu lagi harus mengadu dan berkeluh kesah,'' papar Ahab. Ketika dirundung kesulitan itulah datang kelompok tertentu yang mengulurkan tangan. Masyarakat yang sedang susah pun menganggap mereka sebagai 'dewa penyelamat'."Tanpa memikirkan dampaknya, masyarakat terpengaruh dan terjadilah pemurtadan," tegasnya. Ia berharap peristiwa tersebut bisa menjadi 'cambuk' dan pelajaran bagi umat Islam di manapun. Saatnya, pemerintah, ormas Islam, para ulama serta umat Islam untuk lebih peduli terhadap sesama.

Sebab, pemurtadan bisa terjadi di mana saja. Selama pemahaman terhadap Islam masih rendah dan umat masih terlilit kemiskinan. Sebenarnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah membentuk Komite Anti-Pemurtadan. Sudah selayaknya, komisi ini menggandeng lembaga amil zakat untuk turun ke wilayah-wilayah miskin yang rawan pemurtadan. Tentunya, untuk menyelamatkan akidah umat yang terus diincar berbagai kelompok tertentu. hri/ant

Sabtu, 07 Februari 2009 pukul 06:52:00
http://www.republika.co.id/koran/14/30046/Umat_Miskin_Akidah_Pun_Tergadaikan